Selasa, 20 Oktober 2009

filosofi pensil


"Setiap orang membuat kesalahan. Itulah sebabnya, pada setiap pensil ada penghapusnya" (Pepatah Jepang)


Tulisan ini menceritakan kisah penuh hikmah dari sebatang pensil. Dikisahkan, sebuah pensil akan segera dibungkus dan dijual ke pasar. Oleh pembuatnya, pensil itu dinasihati mengenai tugas yang akan diembannya, maka, beberapa wejanganpun diberikan kepada si pensil.

Inilah yang dikatakan oleh si pembuat pensil tersebut kepada pensilnya, "Wahai pensil, tugasmu yang pertama dan utama adalah membantu orang sehingga memudahkan mereka menulis. Kamu boleh melakukan fungsi apapun, tapi tugas utamamu adalah sebagai alat menulis. Kalau kamu gagal berfungsi sebagai alat tulis seperti macet atau rusak, maka tugas utamamu gagal."

"Kedua, agar dirimu bisa berfungsi dengan sempurna, kamu akan mengalami proses penajaman. Memang meyakitkan, tapi itulah yang akan membuat dirimu menjadi berguna dan berfungsi lebih optimal"

"Ketiga, yang penting bukanlah yang ada di luar dirimu. Yang penting, yang utama dan yang paling berguna adalah yang ada di dalam dirimu. Itulah yang membuat dirimu berharga dan berguna bagi manusia"

"Keempat, kamu tidak bisa berfungsi sendirian. Agar bisa berguna dan bermanfaat, maka kamu harus membiarkan dirimu bekerja sama dengan manusia yang menggunakanmu"

“Kelima, bila kamu membuat kesalahan, jangan pernah ragu untuk secepatnya menggunakan penghapus yang ada dalam dirimu untuk menghapus kesalahan itu.”

"Keenam, di saat-saat terakhir, apa yang telah engkau hasilkan itulah yang menunjukkan seberapa hebatnya dirimu yang sesungguhnya. Bukanlah pensil utuh yang dianggap berhasil, melainkan pensil-pensil yang telah membantu menghasilkan karya terbaik, yang berfungsi hingga potongan terpendek. Itulah yang sebenarnya paling mencapai tujuanmu dibuat"
.
Sejak itulah, pensil itupun masuk ke dalam kotaknya, dibungkus, dikemas, dan dijual ke pasar bagi para manusia yang membutuhkannya.

Kisah pensil ini mengingatkan tujuan dari kehadiran manusia ke dunia ini. Setiap mamusia seharusnya meyakini, bukanlah tanpa sebab ia diciptakan dan dilahirkan, dengan demikian, kehadirannya di dunia ini harus menggenapi dan menyelesaikan tujuannya.

Seperti pensil itu, tujuan manusia dihadirkan oleh Pembuatnya ( Tian -
/ Tuhan) ke dunia adalah untuk membantuNya menghasilkan ‘tulisan’ (karya) yang indah dan berguna. Untuk mencapai tujuan itu, manusia harus menjaga dirinya agar tidak ‘macet dan rusak’ (tersesat) menyadari bahwa ‘penajaman menyakitkan’ (hambatan) yang dialami merupakan proses agar dirinya dapat berfungsi lebih optimal; mengimani bahwa ‘yang di dalam dirinya’ ( Tian Ming - / Firman Tian ) adalah yang terutama; saling menolong antar sesamanya; mengintrospeksi diri.( gai guo - ); membina diri ( xiu shen - )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar